Tentukan rata-rata persediaan tahunan
Setelah mengetahui total penjualan tahunan, selanjutnya Anda perlu menghitung rata-rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan dalam satu tahun.
Rata-rata persediaan tahunan dihitung dengan menjumlahkan persediaan awal tahun dan persediaan akhir tahun, lalu dibagi 2.
Misalnya, jika persediaan awal tahun sebesar Rp 100 juta dan persediaan akhir tahun sebesar Rp 80 juta, maka rata-rata persediaan tahunan adalah sebesar (Rp 100 juta + Rp 80 juta) / 2 = Rp 90 juta.
Terapkan skala yang sesuai
Setelah menghitung inventory turnover, Anda perlu menerapkan skala yang sesuai untuk menentukan tingkat efisiensi pengelolaan persediaan perusahaan. Skala yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:
Apa Itu Inventory Turnover?
Inventory turnover (perputaran persediaan) merupakan sebuah rasio keuangan yang menunjukkan seberapa banyak perusahaan sudah menjual dan mengganti stok persediaan selama periode tertentu. Rasio ini mengacu pada jumlah waktu (periode) dari barang yang dibeli oleh perusahaan hingga barang tersebut dijual ke pasaran.
Inventory turnover tentunya sangat bermanfaat bagi perusahaan. Pasalnya, perhitungan ini akan menginformasikan apapun mulai dari strategi penetapan harga, hubungan pemasok barang sampai strategi promosi. Selain itu, dengan adanya rasio inventory turnover juga akan memprediksi nasib perusahaan, pengaturan persediaan serta keahlian dalam penjualan dan pemasaran.
Kemudian perusahaan bisa membagi hari-hari dalam satu periode itu dengan menggunakan rumus inventory turnover. Perhitungan ini bertujuan agar mengetahui hari yang dibutuhkan untuk menjual stok barang yang masih ada.
Nah, bagi kamu yang memiliki usaha, perhitungan inventory turnover ini sangat membantu usaha kamu untuk membuat keputusan yang lebih baik mengenai hal penetapan harga, manufaktur, pemasaran hingga pembelian barang baru.
Mungkin banyak dari kamu yang masih bingung tentang apa saja yang termasuk barang persediaan itu? Barang persediaan ini mencakup bahan mentah, bahan yang sedang dalam proses pembuatan, serta barang jadi yang akan dijual.
Selain untuk mengetahui berapa hari yang dibutuhkan untuk menjual persediaan, inventory turnover bermanfaat untuk mengetahui seberapa baik perusahaan dalam mengelola biaya penjualannya. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka akan semakin baik kondisi perusahaan.
Baca juga: Konsep, Pengertian dan Rumus Biaya Peluang dalam Dunia Investasi
Membantu dalam perencanaan keuangan
Inventory turnover juga dapat membantu perusahaan dalam merencanakan keuangannya, terutama dalam menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan.
Dengan mengetahui tingkat inventory turnover, perusahaan dapat lebih tepat menentukan jumlah modal yang dibutuhkan untuk menyimpan persediaan sehingga dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan laba.
Bagaimana meningkatkan inventory turnover?
Berikut adalah beberapa tips meningkatkan inventory turnover, antara lain:
Menghitung Total Penjualan:
Total Penjualan dapat diperoleh dengan menjumlahkan semua pendapatan dari penjualan barang dagang selama periode yang diinginkan. Misalnya, jika kita ingin menghitung inventory turnover dalam satu tahun, kita perlu menggunakan total penjualan selama satu tahun tersebut.
Contoh Penggunaan Rumus Inventory Turnover
Perusahaan Mebel Donny Furniture menjual perabotan industri untuk bangunan kantor.
Selama tahun berjalan, Donny melaporkan harga pokok penjualan pada laporan laba rugi 100.000.000.
Persediaan awal Donny adalah 300.000.000 dan persediaan akhirnya adalah 400.000.000. Omset Donny dihitung seperti ini:
Contoh Rumus Inventory Turnover
Seperti yang Anda lihat, omset Donny adalah 0,29. Ini berarti bahwa Donny hanya menjual kira-kira sepertiga dari persediaannya selama tahun ini.
Ini juga menyiratkan bahwa Donny akan membutuhkan waktu sekitar 3 tahun untuk menjual seluruh inventarisnya atau menyelesaikan satu putaran. Dengan kata lain, Danny tidak memiliki kontrol inventaris yang sangat baik.
Baca juga: Rasio Keuangan: Pengertian, Fungsi, dan Berbagai Jenisnya
Apa Itu Inventory Turnover?
Inventory turnover sendiri merupakan sebuah cara yang bisa digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan bisnis di perusahaan Anda yang telah dilakukan berdasarkan stok barang yang dimiliki di gudang atau tempat penyimpanan.
Singkatnya, inventory turnover atau stock turn atau inventory turn adalah kegiatan pengukuran berapa kali persediaan terjual dalam satu tahun.
Menurut Investopedia, inventory turnover ini bisa diartikan sebagai sistem untuk mengukur seberapa cepat sebuah perusahaan bisa menjual persediaan barangnya.
Selain mengukur, inventory turnover juga bisa digunakan untuk melihat analis dan membandingkannya dengan rata-rata industri.
Jika rasio turnover menunjukkan angka yang rendah, hal tersebut menyiratkan penjualan yang lemah.
Sehingga bisa dipastikan adanya kemungkinan persediaan berlebih atau overstocking.
Sementara itu, jika rasio turnover menunjukkan nilai tinggi berarti menyiratkan penjualan yang kuat atau inventaris yang tidak mencukupi.
Bisa dibilang juga, bahwa perusahaan yang memiliki rasio turnover yang tinggi berarti rasionya ideal.
Namun, ada juga perusahaan yang memiliki rasio inventory turnover rendah dan bisa menjadi indikasi yang baik juga.
Intinya, dalam penyimpanan stok barang harus diperhitungkan dengan tepat sehingga tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit.
Jika perhitungan tidak tepat, jumlah stok barang pun menjadi tidak seimbang.
Di mana persediaan yang terlalu banyak juga bisa menyebabkan biaya penyimpanan yang tinggi.
Persediaan barang yang terlalu sedikit, perusahaan bisa mengalami kemungkinan, adanya kehilangan penjualan, karena persediaan kurang.
Lantas, bagaimana cara sistem inventory turnover bisa mengatasi hal ini?
Cek Masa Expired Produk untuk Mengurangi Stok yang Kadaluwarsa
Cara ini dapat membantu kamu untuk menjual kelebihan stok produk yang sering menyebabkan kerugian bagi pengecer dan grosir. Adanya laporan masa expired tentu berfungsi untuk mengetahui seberapa cepat produk perusahaan kamu terjual. Hal ini tentunya akan mempermudah kamu untuk fokus kepada barang-barang yang tidak terjual.
Perhatikan Usia Produk dan Kurangi Stok Produk yang Sudah Usang
Tidak bisa dipungkiri bahwa perusahaan juga pernah memiliki produk yang sudah lama tertimbun dan harus dieliminasi.
Perhatikan baik-baik usia produk yang terlalu lama dan pilahlah karena produk tersebut bisa menimbulkan kerugian karena menyebabkan kelebihan stok.
Bahkan, setelah Anda mendapati produk usang tersebut akan ada yang namanya laporan stock aging, sehingga Anda bisa lebih akurat dalam mengetahui perputaran setiap barang dagangan.
Perlu Anda tahu juga, bahwa ada software inventory management yang bisa bantu para pebisnis untuk mengetahui usia setiap produk yang ada.
Jadi software tersebut bisa mengetahui semua pergerakan barang, mulai dari datang atau diterima hingga dikirim pada konsumen. Jadi, bisa mudah dikontrol dan diawasi.